Gribs memang menoreh jati dirinya sesuai dengan gaya rambut keempat personilnya. Ada yang gondrong dan ada yang kribo. Nama Gribs mulai mereka sandang secara resmi pada 13 Mei 2008. Namun sebetulnya kuartet rock ini justru telah berikhtiar menegakkan band ini sejak tahun 2005.
Terdiri atas Rezanov (vokal), Dion Blues (gitar), Arief Tri Satya (bass) dan Rashta (drum). Keempat bersahabat dan memiliki ikatan persaudaraan ini memang menggandrungi genre musik rock terutama kekaguman mereka terhadap band band rock yang mengandalkan kepiawaian bermain musik.
Jadi tak heran bila Rezanov menyebut sosok Robert Plant, Sebastian Bach, Minoru Nihara, Bon Scott serta Achmad Albar, sebagai deretan penyanyi yang mempengaruhi dan membentuk karakter vokalnya yang liar, melengking dan mempesona.
Gitaris Dion Blues malah mengaku mengagumi gitaris John Frusciante dari Red Hot Chili Peppers dan Paul Gilbert dari Mr Big.
Pencabik bass Arief mengidolakan bassist legendaris Led Zeppelin, John Paul Jones, Sting, Flea (bassist Red Hot Chilli Peppers), Geddy Lee (bassist Rush) dan bassist jazz rock Jeff Berlin.
Lalu drummer Rashta mengaku tersihir oleh permainan drum John Bonham (Led Zeppelin), Tommy Lee (Motley Crue) dan Mike Portnoy (Dream Theater).
Dari sederet pemusik yang menjadi bayang pengaruh Gribs dalam bermusik, sebetulnya secara sederhana kita telah bisa mereka-reka seperti apa warna musik yang dijejalkan oleh kelompok Gribs ini yang telah tampil dalam beberapa pentas rock seperti “Jakarta Rock Parade” (2008) maupun “Java Rockin’ Land” (2009).
Rasanya belakangan ini amat jarang band band berjubah rock yang tampil dalam industri musik negeri ini. Namun ditengah paceklik grup rock muncullah band baru dengan langkah gagah. Kenalkan Gribs yang merupakan akronim dari Gondrong Kribo Bersaudara.
Rasanya sudah lama kita tak tersentak dengan dentuman bass dan drum yang hiperkinetik, juga raungan gitar elektrik yang berpadu dengan lengkingan penyanyi rock sejati. Tapi kerinduan semacam itu seolah pupus dengan pemunculan Gribs.
Setidaknya membuat kita seolah terlontar ke era 80-an, di saat band band seperti Van Halen, Alcatrazz, Skid Row, Quiet Riot, Giuffria, Dokken, Motley Crue, Guns N’Roses hingga Bon Jovi tengah merengkuh kejayaan. Atau setidaknya di Indonesia di era yang sama tengah juga tengah berkibar grup grup rock seperti Grass Rock, Kaisar, Andromeda, Rolland, El Pamas, Roxx hingga EdanE.
Dan jika menyimak album debut Gribs yang berisikan 13 lagu ini rasanya siapapun yang menyimak pastilah mahfum bahwa Gribs tak syak lagi merupakan band yang ingin menyatukan kembali serpihan serpihan gaung rock era 80-an yang saat itu menyeruak dengan terminologi seperti hair band maupun glam-rock.
Selain menampilkan kualitas rock yang mumpuni, musik Gribs pun menjadi setara dengan pola penulisan lirik dengan tema tema yang beragam.
Mulai dari persoalan lingkungan yang kian kritis, romansa maupun yang berbau kritik sosial. Terlihat jelas bahwa Gribs memiliki perhatian lebih pula terhadap kekuatan lirik. Bahwa bagi Gribs sendiri, divisi lirik sebetulnya bukanlah sekedar penempelan deretan kata tanpa asumsi pada notasi musikal. Melainkan justru menjadi semacam kesatuan yang bersenyawa, yang tak bisa dipisahkan. Sebuah simbiose mutualisme nan padu.
Personil Gribs :
Rezanov - Vocal
Dion Blues - Guitar
Arief Tri Satya - Bass
Rashta - Drum
Sign up here with your email
Silahkan berkomentar tentang ini... ConversionConversion EmoticonEmoticon